HAKIKAT TAQWA

قَالَ رَجُلٌ لِأَبِي هُرَيْرَةَ: مَا التَّقْوَى؟ قَالَ: أَخَذْتَ طَرِيقًا ذَا شَوْكٍ؟ قَالَ: نَعَمْ قَالَ: فَكَيْفَ صَنَعْتَ؟ قَالَ: إِذَا رَأَيْت الشَّوْكَ عَدَلْتُ عَنْهُ أَوْ جَاوَزْتُهُ أَوْ قَصُرْتُ عَنْهُ قَالَ: ذَاكَ التَّقْوَى البيهقي في الزهد (٩٦٣)
Ada seseorang bertanya kepada salah seorang Sahabat Nabi yang mulia, Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu: “Apa ketakwaan itu ?” Abu Hurairoh berkata (dengan balik bertanya kepadanya): “Apakah kamu pernah melewati suatu jalan, yang padanya ada duri-duri ?” Dia menjawab: “Ya, pernah !” Abu Hurairoh bertanya lagi: “Lalu apa yang kamu lakukan (ketika melewati jalan itu) ?” Dia menjawab: “Apabila aku melihat duri, maka aku akan berhati-hati darinya, aku akan menghindarinya, dan aku akan menjaga diri darinya !” Abu Hurairoh berkata: “Seperti itulah (hakekat) ketakwaan !”
📚 (Kitab Az-Zuhud (hal. 963), karya Al-Baihaqy rohimahulloh)
Catatan: Ya, seperti itulah gambaran tentang hakekat ketakwaan ! Yakni, orang yang benar-benar bertakwa kepada Alloh itu adalah: “orang yang selalu menjaga dirinya, dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, di dunia dan di akhirat nanti, dengan cara terus menerus melakukan amal-amal ketaatan dan apa saja yang diperintahkan oleh Alloh ta’ala, sesuai dengan kemampuannya ! Dan juga menjauhi apa saja yang dilarang oleh Alloh ta’ala sekuat tenaganya ……
Ya, dalam keseharian kehidupannya, dia selalu berhati-hati dalam melangkah, agar jangan terjerumus dalam perkara yang membinasakan dirinya….” Semoga Alloh ta’ala senantiasa memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, agar tetap berjalan lurus di atas kebenaran, dan dijauhkan dari duri-duri dalam perjalanan hidup kita yang membinasakan dan merugikan …..